Selasa, 22 Desember 2009

manfaat sengat lebah

Manfaat madu sudah banyak yang tahu. Tapi, lebahnya untuk apa? Simak pengalaman Ir H Abdul Hafiz Lintang.

Selama bertahun-tahun Abdul Hafiz Lintang merasakan nyeri di pinggang bagian tengah. “Sekitar tiga ruas di atas tulang ekor,” ungkapnya.

Pada mulanya keluhan itu tidak terlalu dihiraukan. Kadang terasa, dan hilang sendiri. Sedikit mengganggu, tapi kegiatan sehari-hari masih bisa berjalan relatif normal. Lama kelamaan, nyeri itu kian mengganggu, ”Menyetir mobil sendiri juga susah. Apalagi mobil saya tidak menggunakan perseneling otomatis sehingga harus sering menggunakan kaki saat mengemudi,” tuturnya.

Sementara setiap hari ia harus menempuh perjalanan sekitar satu jam dari kediamannya di Bekasi, Jawa Barat, menuju kantornya di kawasan Pasarminggu, Jakarta Selatan. Belum lagi kalau arus lalu-lintas padat.

Setelah didiagnosis dan menjalani uji laboratorium, Lintang diindikasikan mengalami pengapuran sendi yang dalam istilah kedokteran disebut osteoatritis (OA). Lokasinya di tulang belakang sehingga daya topang tubuh dan ruang gerak menjadi terbatas. Setelah itu, barulah dokter menanganinya.

Menurut dokter, ada beberapa alternatif yang bisa ditempuh untuk mengatasi, yakni dengan obat- obatan, suntikan, sampai pembedahan jika sampai terjadi patah tulang. “Ya saya berobat ke dokter. Sebagai penisunan karyawan Pertamina, tak ada biaya yang harus saya keluarkan,” ungkap lelaki berusia 61 tahun itu.

OA umumnya menyerang sendi penopang tubuh, seperti sendi lutut (paling sering), panggul, tulang belakang bagian lumbal (pinggang) dan servikal (tengkuk). Dapat juga OA mengenai sendi jari tangan terutama sendi interfalang distal (DIP) dan proksimal (PIP).

OA mulai berproses ketika seseorang berusia sekitar 40 tahun, yaitu saat gejala klinik belum muncul. Kemudian berjalan terus sampai timbul gejala klinik pada usia sekitar 50 tahun. Setelah muncul gejala klinik, penderita mulai merasa ada gangguan yang mula-mula ringan, bertambah lama bertambah berat, dan akhirnya terjadi cacat sendi dan mengakibatkan kelumpuhan. Jarak antara saat muncul gejala klinik sampai terjadi cacat sangat bervariasi, tetapi umumnya berlangsung belasan tahun.

Gejala klinik OA meliputi nyeri sendi, kaku sendi, bengkak sendi, kelemahan, dan kelumpuhan. Nyeri sendi sebagai keluhan awal penderita OA muncul setelah sendi terserang digunakan secara berlebihan dan berkurang jika diistirahatkan. Apabila OA bertambah lanjut, terutama bila komponen inflamasi nyata, nyeri dapat muncul saat istirahat.

Pada sendi yang terletak di dalam, misalnya, sendi panggul, biasanya penderita sukar menentukan lokasi keluhan. Sementara untuk sendi permukaan, seperti sendi jari tangan (carpometacarpal), penderita lebih dapat segera menentukan lokasi nyeri. Sebagaimana halnya dengan penyakit rematik, maka nyeri dapat diperberat oleh rasa dingin atau cuaca dingin. Pada keadaan yang lebih jarang nyeri dapat diperberat oleh panas.

Kaku sendi dirasakan sebagai sensasi pada sendi sebagai diikat dan lambat/susah bergerak. Keadaan ini biasanya tak selalu berhubungan dengan nyeri, tetapi banyak penderita tidak dapat membedakan antara nyeri dan kaku sendi. Kaku sendi biasanya muncul pada pagi hari atau setelah periode inaktif dan hilang setelah 15-30 menit.

Begitu pula yang dialami Lintang. Hingga suatu saat, pada 1999, nyeri itu berubah menjadi penderitaan. Selain sakit, Lintang juga tak dapat menggerakan anggota tubuh lainnya. Jadi, praktis ia hanya dapat berbaring di tempat tidur.

Secara medis, belum ada obat untuk memulihkan penderita OA. Namun Lintang mengaku hidupnya kembali normal setelah menjalani terapi sengat lebah (apitherapy). “Buktinya, saya bisa menyetir mobil sendiri ke mana-mana. Saya juga sudah bisa main tenis lagi,” kata dia di kantornya.

Lebih dari itu Lintang malah menjadi ahli terapi sengat lebah. Semula ia mendatangi ahli terapi sengat lebah apitherapist. Karena secara rutin menjalani terapi itu, ia pun mempelajarinya untuk diri sendiri dan kemudian berbagi kepada sesama.

Rupanya, keahlian apitherapy ini senantiasa beriringan dengan budi daya lebah. “Bukankah lebah itu harus dirawat agar terapi bisa berlangsung?” ujarnya. Dampaknya, kata dia, budi daya lebah itu pun menghasilkan madu yang bermanfaat.

Kini ke mana-mana Lintang selalu membawa lebah. Di kantornya, Koperasi Purna Karyawan Pertamina (Kopana) Pasarminggu, Jakarta Selatan, tamu-tamunya biasa bertemu, bukan saja untuk hubungan kerja, melainkan juga mencoba terapi sengat lebah. Rekan sekantornya apalagi.

Soal imbalan, “Baru kenalan saja yang datang. Jadi, masih gratisan. Tapi, biarlah Allah yang memberi imbalan lebih besar untuk saya,” tandasnya. Kembali sehat itu sudah imbalan kan Pak Lintang?

Sengat Sana Sengat Sini

Terapi lebah atau disebut juga apitherapy (dari kata apis: lebah dan therapy: pengobatan) diartikan sebagai pengobatan yang menggunakan berbagai macam produk dari lebah yaitu : madu, madu sarang, madu granulasi, pollen lebah, roti lebah, propolis, lilin, bisa lebah, susu lebah, larva lebah pekerja, larva lebah jantan, dan larva ratu. Yang istimewa tentu saja terapi yang menggunakan sengat lebah.

Ihwal terapi lebah ini dimulai di daratan Tiongkok dan Timur Tengah, khususnya Mesir. Sebagaimana diketahui, pengobatan tradisional di Tiongkok sudah berlangsung ribuan tahun sebelum pengobatan modern mulai bangkit di Eropa. Ini terkait dengan tradisi tusuk jarum (akupunktur). Salah satu bentuk modifikasi akupunktur yang populer di dunia saat ini adalah dengan menggunakan jarum sengatan lebah madu yang disebut bee acupuncture (tusuk sengat lebah).

Apiterapi di Indonesia dipopulerkan kembali pada 1980-an. Berbagai penelitian dan pelatihan apiterapi diinformasikan ke tengah masyarakat melalui berbagai cara, seperti seminar, lokakarya, kursus, publikasi media massa, dan praktik terapi lebah berupa sengat lebah.

Penerapan terapi Lebah di Indonesia sangat beragam dari yang tradisional sampai dengan yang moderen, ada yang menerapkan utuh dan ada yang sebagian saja, seperti hanya menggunakan madu saja namun sengat lebahnya tidak digunakan atau menggunakan sengat lebah untuk penyakit tertentu saja.

Bagi Abdul Hafiz Lintang, pengertian apitherapy sederhana saja: “Ini pengobatan alternatif,” tandasnya. Selain untuk memulihkan fungsi sendi sebagaimana pengalaman pribadinya, Lintang menyatakan terapi sengat lebah bermanfaat bagi berbagai penyakit dalam seperti tekanan darah tinggi maupun rendah, diabetes mellitus, gangguan fungsi jantung, dan terapi pasca stroke.

Jadi, jika sudah hampir berputus asa dengan terapi medis modern, silakan mencoba. Soal pengalaman menjalani terapi. “Ya seperti disengat lebah,” kata Lintang.

Sakitkah? Relatif rupanya. Menurut Lintang, justru jika tak merasa sakit ketika diterapi sengat lebah, itu pertanda penyakitnya kronis karena sel-sel syaraf penginderaan tidak berfungsi.

Misalnya penderita diabetes mellitus, ketika pertama diterapi tidak akan merasa sakit. Semakin sakit ketika diterapi, semakin sehat. “Setelah itu Anda bisa menjalani therapi sendiri sekaligus membudidayakan lebah madu,” ujarnya.

Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian...

12 komentar:

  1. di sengat ma lebah kan sakit,,?!

    ga da yang lain caranya,, tanpa harus di sengat dulu???

    BalasHapus
  2. yg bermnfaat dari sengaTan lebah itu apanya c?????

    BalasHapus
  3. Zeida> lha gmn lg...
    klo orang pengen sembuh ya meng harus b'sakit2 dahulu....
    ntar bru b'senang2 hehehe

    fay> yaw sengatanNya dunk...
    mungkin dalam sengatan lebah ada zat2 yg bsa menyembuhkan..hehehe

    BalasHapus
  4. enak tersengat cinta....
    wakakakakakakaka........

    BalasHapus
  5. h0ney,,.:-( aq yakin,. kmu punya alasan tuk melakukan itu,.
    aq p'caya k0' ma kmu,. h0ney,..( lebah madu ) ! :-D

    BalasHapus
  6. ehem ttg lebah ni crita ny
    j lp coment ovy-ovy.blogspot.com

    BalasHapus
  7. ael> haaach,,,
    hri gini ngmongen cinta,,,
    huft..

    koko>
    ckakakakakak
    yups

    riefdark>
    yaw gag mw lah..
    sakit tw,,
    tp nie buat orang2 yg brani ja...

    BalasHapus
  8. tunggal> asalkan ikhlas,,gag sakit kok...

    BalasHapus
  9. haloooooooooooooooo beeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee...............

    BalasHapus

 
Copyright 2009 blog bee